PUISI
Pengertian
Puisi adalah
bentuk karya sastra yang memakai kata – kata yang indah serta kaya arti. Di
Indonesia, puisi sebagai bentuk dari kesusastraan yang paling tua, yang terdiri
dua periode, menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia. Periode itu yakni puisi
classic Indonesia serta puisi moderen Indonesia. Masing – masing bisa
diterangkan seperti berikut.
Puisi moderen
Indonesia, dimana puisi yang dihasilkan, tanpa memerhatikan bait, irama, baris,
serta rima. Puisi ini mengandung dua unsur pokok yakni susunan fisik serta susunan
batin.
Susunan fisik
dalam puisi moderen Indonesia, terkait dengan pilihan kata atau diksi, bhs
figuratif atau majas, serta citraan atau pengimajian adalah susunan kata untuk
mengungkap pengalaman dari sensoris. Sedang susunan batin dalam puisi moderen
Indonesia, terkait dengan hal – hal yang akan disibakkan oleh penyair yang
terkait dengan perasaan serta situasi jiwanya.
Susunan batin
meliputi suara serta situasi, topik, amanat, serta perasaan. Puisi classic
Indonesia mempunyai ciri – ciri khusus yakni bhs yang dipakai dalam puisi,
terikat dengan irama, matra, rima, serta membuatannya begitu terikat dengan
larik serta bait.
Ciri-Ciri Puisi
1.
Dalam
penyusunan puisi, unsur – unsur bahasa mesti dirapikan, diperindah, serta
ditata sebaik-baiknya dengan memerhatikan irama serta bunyi.
2.
Bahasa
yang dipakai berbentuk konotatif.
3.
Dalam
puisi ada pemadatan dari seluruh unsur kemampuan bahasa.
4.
Puisi
mengungkap fikiran serta perasaan dari penyair berdasar pada pengalaman serta
berbentuk imajinatif.
Unsur-Unsur Puisi
1.
Diksi
Diksi adalah
satu penentuan kata yang pas dalam puisi. Pilihan kata yang pas, akan
menghidupkan situasi, perasaan, serta keindahan dari puisi.
Pemilihan Diksi dibagi menjadi :
a. Kata konotasi (kata kiasan)
b. Kata Lambang/Simbol (benda, warna dll)
2. Majas
Majas adalah
suatu gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai bhs
kiasan untuk bikin puisi terlihat indah serta menarik. Bhs kiasan mempunyai
tujuan untuk mengemukakan otomatis tentang arti yang disebut oleh pengarang
puisi.
3. Rima
Rima adalah
satu pengulangan bunyi yang berselang, baik didalam larik sajak ataupun pada
akhir larik di sajak. Pengulangan bunyi ini ditujukan untukmenambah nilai merdu
dari puisi. Maksudnya adalah untuk memberi dampak pada suara serta suasana yang
disebut dalam puisi itu.
Contoh
pemilihan rima :
Asonansi = bila tiba, canda tawa, dll. (Akhiran vorkal)
Desonansi = compang camping, mondar mandir, dll. (Akhiran konsonan)
Aliterasi = gema gelambang guruh gemuruh. (Huruf depan yang sama)
4. Citraan (imajinasi)
Citraan
dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi bakal memakai
kata yang bisa dipakai untuk mengungkap pengalaman imajinasinya. Kata – kata
yang dipakai itu memberi kesan – kesan pada panca indra untuk pembaca. Type –
type citraan dalam puisi, yakni seperti berikut : citraan pandang, citraan
dengar, citraan rasa, serta citraan kecap.
5. Amanat
Adalah pesan
yang akan di sampaikan lewat puisi. Pesan itu menginginkan di sampaikan oleh
pengarang pada pendengar atau pembaca puisi. Pesan – pesan yang terdapat dalam
puisi, biasanya di sampaikan dalam ungkapan yang tersembunyi.
6. Musikalitas Puisi (Nada)
Musikalitas
puisi adalah sikap yang diperlihatkan penyair pada pembaca lewat satu puisi.
Nada itu bisa berwujud, diantaranya merayu, mencaci, merengek, mengajak, serta
menyindir.
Jenis-Jenis Puisi
ada beragam puisi
yang berkembang sekarang ini. Puisi – puisi itu yakni :
1.
Puisi
Lama
Puisi lama
disebut sebagai puisi terikat. Puisi lama adalah puisi yang di ciptakan pada
saat sebelum pujangga baru terikat oleh ketentuan – ketentuan. Ketentuan yang
disebut yakni jumlah baris dalam bait, jumlah kata dalam baris, serta jumlah
suku kata ataupun rima.
1) Pantun
Pantun adalah
satu diantara puisi lama. Pantun mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a. Satu bait terbagi dalam empat baris.
b. Baris pertama serta baris ke-2 adalah
sampiran.
c. Satu baris terbagi dalam delapan s/d dua
belas suku kata.
d. Bersajak a – b – a – b.Baris ketiga serta
baris ke empat adalah isi.
2) Syair
3) Syair adalah jenis puisi lama yang datang
dari daerah Arab. Ciri – ciri dari syair, yakni seperti berikut :
a. Satu baris ada delapan s/d dua belas suku
kata.
b. Satu bait terbagi dalam empat baris.
c. Bersajak a - a - a – a
d. Baris pertama sampai baris ke empat adalah
isi
4) Karima
Karima adalah pantun kilat. Karima mempunyai ciri –ciri seperti
berikut :
1). Baris pertama
adalah sampiran.
2). Baris ke-2 adalah isi.
3). Ada dua bari dalam satu bait.
4). Sajak a - a.
d. Gurindam
Gurindam adalah
type puisi lama yang datang dari daerah Tamil atau India. ciri –ciri dari
gurindam, yakni :
1). Baris pertama
adalah sampiran.
2). Baris ke-2 adalah isi.
3). Puisi ini berisikan mengenai nasehat.
4). Mempunyai sajak a – a
5). Ada jalinan kausal pada baris satu serta baris dua.
6). Satu bait terbagi dalam dua baris.
e. Talibun
Talibun merupakan
salah satu jenis puisi lama yang bentuknya mirip dengan pantun. Yang membuatnya
mirip dengan pantun adalah terdapat sampiran dan isi, namun yang membedakannya
adalah pada pantun jumlah baris umumnya 4 baris dan pada talibun lebih dari 4
(jumlah baris mulai dari 6 sampai 20 baris).
Talibun memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1). 6 baris/lebih
(asalkan genap)
2). Bersajak a - b - c, a - b - c
3). Baris pertama sampai ke-3 merupakan sapiran
4). Baris ke-4 sampai ke-6 merupakan isi
f. Mantra
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaanya dalam masyarakat Melayu lada
mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak beterkaitan dengan
adat dan kepercayaan (ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib).
Puisi mantra memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1). Mengandung
rima dan irama.
2). Mengandung kekuatan gaib.
2. Puisi Baru
Puisi baru dikenal
dengan puisi moderen. Puisi ini nampak pada saat pujangga baru. Lalu
dipopulerkan pada th. 1945. Ketika itu Chairil Anwar sebagai pelopor puisi
baru. Lahirnya puisi moderen dilatarbelakangi oleh semangat dalam mencari
kebebasan untuk bicara. Kebebasan itu tak terikat pada pola – pola estetika
yang kaku ataupun patokan – patokan yang membelenggu diri seseorang penyair
dalam bicara.
Puisi baru menurut
bentuknya yakni :
1).Distikon yang
terbagi dalam 2 baris untuk tiap-tiap satu bait serta biasanya bersajak sama.
2). Tersina yang terbagi dalam 3 baris dalam tiap-tiap satu bait.
3). Kuatrin yang terbagi dalam 4 baris dalam tiap-tiap satu bait.
4). Kwin yang terbagi dalam 5 baris dalam tiap-tiap satu bait.
5). Sekstet yang terbagi dalam 6 baris dalam tiap-tiap satu bait.
6). Septima yang terbagi dalam 7 baris dalam tiap-tiap satu bait.
7). Oktaf yang terbagi dalam 8 baris dalam tiap-tiap satu bait.
8). Soneta yang terbagi dalam 14 baris untuk tiap-tiap satu bait. Berasal dari
italia.
Puisi baru menurut
isinya yakni :
1). Balada, yaitu yang berisikan sebuah cerita.
2). Himne, yaitu yang berisikan mengenai ketuhanan (Tuhan).
3). Ode, yaitu yang berisikan kepahlawan.
4). Elegi, yaitu yang berisikan ratapan hati seseorang.
5). Epigram, yaitu yang berisikan ajaran hidup.
6). Satire, yaitu yang berisikan sindiran.
7). Romance, yaitu berisikan kasih sayang.
3. Puisi
Bebas
Puisi bebas adalah
tipe puisi yg tidak memerhatikan ketentuan – ketentuan yang ada pada puisi.
Puisi bebas tak akan mengutamakan pada pemakaian kata yang indah serta tak
efisien.
Pengarang
diijinkan untuk lebih ekspresif. Lewat cara memakai pilihan kata yang mempunyai
arti. Puisi bebas tak mempunyai ketentuan dalam sajak yang disusun. Pengarang
bebas pilih kata sesuai dengan kebutuhannya.
4. Puisi
Kontemporen
Puisi kontemporen
adalah jenis puisi yang lahir paling akhir pada masa tahun 1970.an.
Ciri-ciri puisi
kontemporen :
1). Penulisan bait, baris dan kata menyimpang penulisan puisi pada umumnya.
2). Terjadi kemacetan bunyi bahkan tidak dapat dibaca karena kadang-kadang
hanya berupa tanda baca yang disejajarkan.
3). Mengulang kata dan mengulang frasa yang sama.
4). Kadang-kadang mencampur adukkan bahasa baku dan bahasa asing.
5). Sangat memperhatikan kemerduan bunyi.
Unsur-unsur yang
menontol :
- Tipografi
- Enjambemen (sambung menyambung larik puisi)
- Parodi/kelakar (tidak sungguh-sungguh)
- unsur bunyi
Macam-macam puisi
kontemporen :
A. Menurut bentuknya :
1). Puisi tanpa kata
2). Puisi mini kata
3). Kredo puisi (puisi mantra)
4). Tipografi
5). Puisi mbeling (lugu/awam)
6). Puisi konkrit
B. Menurut
coraknya :
1). Puisi Naratif
2). Puisi Deskriptif
3). Puisi Dramatik
4). Puisi Humor
5). Puisi Lirik
C. Menurut
penafsirannya :
1). Puisi Diafam (mudah ditafsirkan maknanya)
2). Puisi Prismatia (menimbulkan banyak penafsiran/ambigu)
3). Puisi Gelap (susah/sulit ditafsirkan)
4). Puisi abstrak (puisi yang maknanya tersembunyi dibalik kata-kata)